My FIRST LOVE
and My Last Liward
Hari itu adalah hari paling special
saat aku bersamanya. Seandainya aku bisa memutar waktu aku ingin bertemu
denganmu sekali lagi. Kenangan indah itu telah berlalu lamanya. Awal kita
bertemu adalah ketika aku bersama keluargaku berkunjung kerumah dinas berwarna
putih dan dikelilingi warna corak hitam. Kita dulu masih sama-sama masih kecil,
malu, belum kenal satu sama lain layaknya teman. Aku dikenalkan ibuku denganmu
“Namaku Menika” jawabku sambil tersenyum denganmu. “Namaku Ari” jawab Ari
sambil membalas senyumanku. Ari adalah anak dari teman ibuku, dia masih
seumuran dengan.
Dengan berjalannya waktu kami pun
lama-lama berteman dan bersahabat. Hari ini ia mengajakku berkeliling ditaman
depan dan belakang rumahnya. Tak sengaja aku melewati sebuah tanaman yang
berbuah delima berwarna kuning kemerah-merahan. Aku pun berjalan mundur untuk
kembali melihat tanaman itu, tak lama Ari mendekati tanaman buah delima itu dan
memetik sebuah delima yang aku lihat itu, kemudian ia memberikan kepadaku, “Nih,
delimanya buat kamu tadi aku liat kamu pengen makan delimanya.” Kata Ari sambil
mengejeku. “Apa sih, enggak kok siapa yang mau makan delima orang Cuma lihat
tanamannya aja yang bagus.” Jawabku sambil malu dan manyun “Ah … masak, jangan
manyun gitu dong? orang keliatannya kamu laper gitu kok, udah makan aja nih
daripada buahnya aku makan sendiri’’ sambung Ari, “kalau gitu mending buah
dijadiin dua aja biar aku sama kamu bisa makan bareng-bareng” sambungku.
Akhirnya kita berdua makan buah delima sama-sama.
Sore ini aku dan Ari pergi ketempat
permainan (TimeZone) disalatiga, kami berangkat bersama saudara Ari dari Bogor.
Setelah sampai TimeZone masing-masing dari kita diberi 10coin timezone untuk
bermain. Sekitar jam 6, kita semua mengumpulkan hasil dari permainan dan
ditukarkan dibagian kasir timezone disitu kita dapat banyak hadiah seperti:1
boneka beruang, 5 coklat, 15 permen. Tiba-tiba Ari memberiku sebuah bonek
beruang tadi. ”Ini bonekanya buat kamu aja, lagian teuh Rani sama Denis nggak
mau”, “kamukan suka sama boneka”kata Ari. “Oh… iya makasih ya Ari?” sambungku.
Akhirnya kita pulang sama-sama kerumah dinas.
Sampainya rumah dinas aku sudah
dijemput orangtuaku untuk pulang kerumah,
aku langsung berpamitan dengan orangtua Ari, Teuh Rani, Denis, Ari dan
lain-lain.
^^***^^
Keesokan harinya seperti biasa aku
berangkat sekolah pukul 7 dan pulang sekolah pukul 3. Biasanya aku pulang
sekolah langsung menuju kerumah Ari karena sekolahku dekat dengan rumah Ari.
Sampai dirumah Ari kata pakbonnya “Mbak Menik ya, maaf den Arinya belum pulang
kamu langsung masuk aja kaya biasanya, nanti kalau mas Arinya sudah dating
nanti saya kasih tau kalau mbak Menika sudah dan nunggu di teras belakang”jawab
pakbon. “Oh iya pak, makasih ya pak” sambungku.
Tak lama aku menunggu Ari, diapun
langsung datang menghampiriku diteras belakang rumah. “Menika kamu udah dateng ya,
eh maaf ya nunggunya lama soalnya tadi disekolah baru aja ada mapel tambahan”,
kata . “Nggak kok ri lagian aku baru aja sampai Tanya aja sama pakbon”,
“mendingan kamu ganti baju dulu aja deh soalnya kamu pulang sekolah baju bau
kecut, hehehe …”jawabku. “Hei .. enak aja bau kecut orang aku tu ya pake parfum
1liter, hahahah … nggak-nggak Cuma bercanda kok tapi seriusan aku itu wangi”
sambung Ari sambil kepedean.
Setelah Ari ganti baju, kita lanjut
sama-sama main bola dideket teras belakang rumahnya. Disitu kita nggak Cuma
berdua kita ditemenin sama 3 sahabat Ari. “Menika … sini deh aku kenalin dulu
sama sahabatku, yang gemuk ini namanya Aldo, yang cewek ini namanya Dea, nah
kalau yang pake baju biru ini namanya Avin atau biasa dipanggil Apin.” “Kita
mau main bola nih sekarang kamu mau ikutan nggak, ini seru loh? Ayo ikutan
main” sambung Ari. “Aku bukannya nggak mau ri tapi aku nggak bisa main bola
hehehe …”sambungku. “Udah nggak apa, aku aja awalnya juga nggak bisa tapi nanti
kita sambil diajarin kok sama Ari, Aldo, Apin”sambung Dea. “Ya udah Aku
ikut”jawabku.
Sekitar jam 4.30 permainan selesai
semua sahabat Ari pulang kerumah masing-masing. Kemudian ari mengajakku untuk
makan bersama-sama. “makan yuk? Aku laper nih sekarang”kata Ari. “ya udah
yuk”jawabku.
Selesai makan kita berdua Cuma diem
duduk di ayunan deket taman belakang rumahnya. “Sekarang enaknya ngapain ya?
Bosen nih Cuma diem duduk disini”, kata Ari, “iya aku juga bosen, emang teuh
Rani kemana? Biasanya kalau ada teuh Rani ramai nih?” sambungku. “Iya nggak tau
tuh, kayaknya teuh Rani pergi tadi sama bang joe” sambung Ari. Belum lama kita
ngobrol bersama, aku dijemput ibuku untuk pulang kerumah dan berpamitan dengan
Ari. “Ri, aku pulang dulu ya, oiya yah aku hampir lupa ini undangan ulang
tahunku besok jangan lupa datang ya ri sama ajak yang lain”sambungku, “iya
makasih ya besok pasti dating kok?”sambung Ari.
^^***^^
Keesokan harinya aku mempersiapkan
perayaan ulang tahunku. Sekitar jam 6 sore ulang tahunku dimulai. Aku bingung
mencari keberadaan Ari, tapi nggak ada dimana-mana, aku pikir Ari nggak dateng
dihari spesialku ini. Akhirnya pestaku telah selesai, aku melihat didepan rumah
datang sebuah mobil hitam dan keluarlah sosok lelaki berkulit putih membawa
sebuah kado yang besar bersamaan itu aku berpikir kalau dia adalah Ari, tak
disangaka Ari datang dengan membawa kado besar itu bersama Teuh Rani, Denis,
Bang Joe, orangtua Ari dan yang lainnya. Aku mulai tersenyum lepas saat Ari
memberiku kado dan mengucapkan”Selamat Ulang Tahun ya… semoga panjang umur,
sehat”kata Ari, “iya makasih ya.., makasih juga buat kadonya aku kira kamu
nggak dateng”jawabku. “Ya aku pasti datenglah, orang tadi tu kita semua
nungguin teuh Rani beliin kado buat kamu”sambung Ari.
“Ciee ternyata Ari yang
ditunggu-tunggu bukan, kirain teuh-teuh yang ditunggu”sambung teuh Rani.“
“Nggak kok teuh aku nugguin kalian semua, serius deh?” sambungku sambil malu.
“Ah … yang bener”sambung teuh Rani sambil mengejekku, “beneran teuh, emangnya
kenapa”sambungku. “Nggak apa-apa cuma tadi Ari suruh cepat-cepat kesini, pengen
ketemu langsung”sambung teuh Rani. “Nggak kok apaan sih teuh, bikin aku malu
aja nih?”sambung Ari. “Ya udah sekarang teuh Rani, Ari sama yang lain pada mau
makan roti ulang tahunku nggak atau mau makan nasi dulu didalem rumahku”sambungku.
“Rotinya dululah yang special”jawab teuh Rani.
^^***^^
Pagi ini aku dan kakakku diajak teuh
Rani untuk jalan-jalan kepancasila, karena ini hari minggu kita semua bisa
kumpul bareng. Kita sama-sama main disana, kalau udah capek kita langsung
istirahat dan beli es campur special langganan kami. Hari itu hari special
ketiga hari special pertama adalah saat hari pertama kali aku dikenalkan dengan
Ari, hari special kedua saat ulang tahunku.
Setelah beberapa bulan kita bersama
main bersama. Tiba-tiba Ari bertanya denganku dan pertanyaan yang menurutku
sedikit aneh. “Menurutmu pacaran itu apa sih?”kata Ari, “kok kamu tiba-tiba
Tanya kayak gitu sih?”sambungku. “Ya nggak apa aku kan cuma Tanya, aja
jawablah?” sambung Ari. “Ya kalau menurutku sih, pacaran itu menyatukan dua
orang antara perempuan dan laki-laki yang saling suka yang menjalin hubungan
lebih dari sahabat dan teman, gitu emangnya kenapa?” jawabku. “Oh gitu ya jadi
kalau tadinya sahabatan bisa jadi pacar juga ya”sambung Ari. “Hmmm … tergantung
kalau mereka berdua mau pacaran ya pacaran kalau nggak ya cuma bisa temenan
atau sahabatan aja”jawabku. “Kalau gitu kamu nggak jadi pacar aku, kan kita
awalnya temen terus sahabatan sekarang jadi pacar, gimana kamu mau
nggak?”sambung Ari, “jadi pacar kamu, emangnya kamu suka sama aku”jawabku. “Ya
kalau aku nggak suka kamu ngapain aku ajakin kamu pacaran, gimana kamu mau
nggak”sambung Ari. Saat dia bicara kayak gitu aku langsung aja diem dan terus
berpikir. “Kok kamu diem aja sih kamu nggak mau jadi pacar aku ya”jawab Ari.
“Bukan gitu kita kan masih kecil aku Cuma nggak mau kalau kita pacaran dan
nanti ujungnya putus terus kalau putus kita bisa jadi sahabat lagi”jawabku. “Oh
ya udah kalau gitu mau kamu kita jadi sahabat aja gitu”jawab Ari. “Iya, kamu nggak
marahkan”jawabku. “Nggak aku nggak marah kok kenapa harus marah”jawab Ari
sambil tersenyum.
Sudah 2 minggu ini aku nggak kerumah
Ari lagi sejak Ari bilang gitu sama aku. Suatu ketika aku dikabar kalau Ayah
Ari sudah meninggal. Dan saat itu aku langsung pergi kerumah Ari untuk melayat,
aku kasihan melihat Ari dengan mata sembab. “Ari aku turut berduka ya”kataku.
“Iya makasih ya”jawab Ari sambil tersedak menahan tangis. Ketika itu aku sering
diajak orangtuaku untuk kerumah Ari untuk pengajian dan untuk menghibur
keluarga Ari.
Sekitar 4 minggu kami sering kerumah
Ari, semuanya masih terasa sunyi sepi. Ketika itu, ibuku bilang Ari dan
keluarganya akan pindah ke Bogor, pulang kerumah lamanya disana. Ari dan
keluarganya langsung berpamitan dengan keluargaku, saudara-saudara di Salatiga,
Pakbon, mbak-mbak pengasuh, teman-teman, pak sopir, dan terakhir denganku. Kita
semua menangis karena harus berpisah. “ Menika … aku pergi dulu ya, jangan
lupain aku kita tetap kasih kabar satu sama lain ya meskipun jarak jauh”jawab
Ari. “Iya Ri kamu juga jangan lupa sama aku ya, baik-baik diBogor jaga Bu Devi,
teuh Rani sama yang lain”sambungku.
Sudah 1 minggu Ari pindah dia masih
kasih kabar. Setelah beberapa bulan, hingga beberapa tahun Ari udah nggak
pernah kasih kabar lagi, sampai sekarang. Dan baru kusadari dia telah
meninggalkan kenangan. Dia adalah cinta pertamaku. Aku berharap kita kelak akan
bertemu lagi. =)
SEKIAN CERPENKU
By:
Menika Ambar Sari